Pesta Untukmu, Anak Indonesia

salah satu anak cacat yang sedang melukis di pojok kreatifitas pada saat perayaan HAN 2007–photo by arien TW

“Kami mohon limpahan kebaikan
Agar tak ada yang ringkih kekurangan gizi
Agar tak ada lagi yang putus sekolah dan hidup terlunta-lunta di jalan,
agar tak ada lagi anak yang tersiksa dan belajar jadi penyiksa.”

Ini, potongan kalimat doa bagi anak Indonesia yang diucapkan oleh Abdurahman Faiz, seorang penyair cilik berusia 12 tahun. Kalimat-kalimat doa ini ia bacakan di panggung perayaan Hari Anak Nasional 2007, di depan ribuan anak, dan Presiden RI beserta para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang hadir pada hari itu.
Lalu, doanya menjadi wakil dari doa dan harapan jutaan jiwa anak di Indonesia.

Peringatan Hari Anak Nasional Indonesia 2007 yang puncak acaranya jatuh pada tanggal 22 Juli 2007 lalu, digelar meriah di arena Dunia Fantasi (Dufan), Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono juga turut hadir  beserta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Acara ini mengundang dan melibatkan sekitar 6.000 orang anak dari seluruh Indonesia.

Sejatinya Anak-anak Indonesia
Rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional (HAN) 2007 sesungguhnya telah dimulai sejak bulan Mei s/d  Juli 2007 kini. Penyelenggaraannya tahun ini dikoordinir oleh Panitia HAN 2007 yang susunannya ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Kepanitiaannya terdiri dari unsur pemerintah, pemerhati anak, kelompok masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, pihak swasta/dunia usaha, lembaga pendidikan, keagamaan, organisasi massa, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Berdasarkan pidato laporannya yang disampaikan tanggal 22 Juli 2007 di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol,  Menteri Negara Pemuda dan Olahraga memaparkan kegiatan HAN 2007. Sepanjang kurun waktu sekitar 2 bulan, ada beragam kegiatan HAN yang telah digelar oleh panitia HAN 2007. Antara lain, Bhakti Sosial berupa pelayanan kesehatan, pemeriksaan mata, perawatan bagi anak yang terkena gizi buruk, khitanan massal untuk 150 anak kurang mampu di DKI Jakarta, bantuan bagi anak-anak korban bencana alam, Festival Anak Sholeh, penyelenggaraan Forum Anak Jalanan bekerjasama dengan Rumah Olah Mental Pemuda Indonesia (ROMPI), pameran buku hasil karya anak, pameran foto anak, dan membuat kumpulan lagu anak Indonesia. 

Perayaan puncak HAN 2007 yang gegap gempita ini didukung penuh oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Taman Impian Jaya ancol, Dunia Fantasi, BNI 46, bri, Bank Mandiri, TELKOM, Pupuk Kujang, Artha Graha peduli, BOSOWA Foundation, Petrokimia Gresik, Aneka Tambang, TVRI, MASIMA Radio Network, dan PM’S Communication.

Arena Dufan mendadak diramaikan celoteh anak-anak dengan pakaian aneka warna. Mereka jugalah yang memeriahkan acara ini dengan berbagai pertunjukan seni. Pengunjung yang datang ke sana, bisa melihat “aksi” mereka mulai dari pentas dolanan anak-anak, drum band, pentas tari cokek, pantomim, kreasi mewarnai dari beberapa lembaga pendidikan anak usia dini, hingga ke acara pertunjukan proses pembuatan prakarya dari akar wangi. Suasana riang pun merebak kemana-mana. Hari ini, anak-anaklah yang menjadi tuan rumah sekaligus tamu undangan istimewa di sepanjang hari Minggu pagi hingga siangnya. Hari itu memang jadi puncak perayaan HAN 2007.

Panitia HAN tahun ini, mengambil tema besar: “Saya Anak Indonesia Sejati, Mandiri dan Kreatif.” Lengkap dengan subtemanya : Tubuhku Sehat, Jiwaku Kuat, Siap Menjadi Pemimpin Masa Depan. Acara puncak yang diadakan di Hall Rama Shinta, berlangsung tertib. Di ruangan yang mampu menampung sekitar 5000 orang itu, anak-anak secara serentak melambaikan bendera-bendera kecil Merah Putihnya kepada Pak SBY dan Ibu Ani SBY.

Dalam pidato sambutannya, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan selamat Hari Anak Nasional kepada seluruh anak-anak Indonesia. “Kami menyayangi dan bangga pada kalian. Kami doakan agar anak-anak Indonesia dapat membawa nama baik bangsa dan negara.” Lebih jauh lagi, ia menghimbau agar semua orang tua dapat memberi bimbingan terbaik bagi anak-anaknya. “Karena dia milik masa depan, dia milik negeri ini,” tegasnya. 

Kemudian, termin dialog pun dibuka. Pada acara ini dilakukan termin dialog dengan sistem telewicara. Hari itu, anak-anak yang diberi kesempatan berbicara langsung adalah anak-anak dari Papua dan Nangroe Aceh Darussalam. Masing-masing diwakili oleh 2 orang anak.

Alfred Mayor, dari Papua menyampaikan mengenai kebutuhan anak-anak Papua atas makanan tambahan yang pernah diberikan untuk anak-anak sekolah dasar di sana serta kemudahan akses pendidikan bagi anak-anak pedalaman dengan model sekolah berasrama. “Pak Gubernur memiliki inisiatif yang baik, begitu pula dengan para pemimpin yang ada di sana. Saya kira, yang disampaikan Alfred tadi tentunya patut kita pikirkan. Paduan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Otonomi khusus telah kami berikan di Papua dengan anggaran yang juga cukup besar. Mari kita satukan, apa saja yang bisa kita lakukan. Sehingga anak-anak kita mendapatkan kemudahan. Begitu respon saya, Alfred. Terima kasih,” ujar Presiden RI.

Desi Poporule, juga menyampaikan pesan dan pertanyaannya tentang kondisi sebenarnya dari anak-anak Papua dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). “Kami, anak-anak di Papua sangat bingung dengan adanya Ujian Nasional yang telah diselenggarakan di provinsi Papua dengan cara pembulatan kertas, maupun dengan standar nilai yang ditentukan dari pusat. Saya mohon, kepada bapak Presiden SBY agar kami di Papua mempunya standar nilai yang khusus,” ucapnya lantang, “Saya mewakili 30 orang anak disini yang juga mewakili seluruh anak di Papua, memohon kepada bapak agar anak-anak di Papua dibebaskan dari biaya pendidikan. Karena selama ini orangtua kami sangat terbeban. Cukup berat memikul biaya pendidikan. Sekian dan terima kasih,” ucapnya sambil menyusut air mata.

Untuk kondisi yang memprihatinkan ini, Presiden SBY menanggapi agar tujuan baik dari UN ini bisa dilaksanakan dengan baik dan turut memperhatikan kondisi-kondisi khusus dari masing-masing daerah. Hingga UN tidak membebani siapa pun. ”Pemerintah terus menerus meningkatkan anggaran pendidikan. Sesuai dengan kemampuan keuangan negara tanpa mengabaikan anggaran yang lain, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain. Sejalan dengan itu, kebijakan pemerintah khususnya,kami ingin betul-betul membantu bagi mereka yang betul-betul tidak mampu dan membuat pendidikan kita ini murah serta berkualitas. Itulah yang sedang kami lakukan. Sampaikan salam saya kepada orangtua Desi,” tambahnya.

Ibu Ani turut menanggapinya dengan ucapkan, “Anak-anakku yang ada di Papua. Semoga kalian di sana dapat belajar dengan baik. Ibu di sini akan membantu kalian dengan memberikan motor pintar untuk daerah Papua. Insya Allah akan ibu tambah lagi, buku-bukunya. Belajarlah dengan sebaik-baiknya. Salam sayang dari Ibu.”
 
Sementara itu di timur Indonesia, anak-anak juga menyampaikan pesan-pesannya dari Aceh diwakili Kevin Maulana dan Salsabila Kharisa Medina. Kevin, yang cita-citanya ingin jadi presiden ini bertanya tentang bagaimana pengalaman hidup Pak SBY hingga bisa menjadi orang nomor satu di Indonesia. Sedangkan Salsabila, menanyakan dukungan infra struktur dari pemerintah pusat terhadap sistem syariat Islam yang telah masuk kedalam sistem pendidikan di sana.

Tak jauh beda dengan tanggapan sebelumnya, Presiden SBY juga mengajak agar pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dapat duduk bersama untuk memikirkan untuk mengambil tindakan dan upaya-upaya responsif. Begitu pula Ibu Ani yang turut menyatakan dukungannya terhadap semangat belajar anak Aceh dengan memberikan 2 mobil pintar di sana.

Pada acara ini juga diberikan pula beberapa penghargaan terhadap anak-anak berprestasi di bidang olahraga, anak-anak yang terpilih sebagai pemimpin muda Indonesia serta penghargaan bagi pemenang karya tulis ilmiah pendidikan anak usia dini dan para jurnalis yang mendedikasikan dirinya dan tulisannya untuk kemajuan tumbuh kembang anak-anak Indonesia. 

Selain peresmian peluncuran “Books Drop Box” melalui program Mobil Pintar dan Motor Pintar yang dicanangkan oleh Ibu Negara, Presiden SBY juga meresmikan Pentas Prestasi Anak yang dibangun di area Dufan sebagai hasil kerjasama Taman Impian jaya Ancol, SIKIB, Depdiknas, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. 

Istimewanya, di acara perayaan puncak HAN ini, SOIna ikut ambil bagian. Special Olympics Indonesia (SOIna) adalah sebuah lembaga yang peduli pada pembinaan potensi olahraga bagi anak-anak tuna grahita. Mereka menurunkan satu tim besar. Ada sekitar 20 orang yang turut naik ke pentas. Mereka adalah anak-anak penyandang tuna grahita (down syndrome dan mental imbicyl) usia 6 s/d 17 tahun. Mereka tampil dengan seragam olahraga serba hijau. Apakah mereka paham tentang perayaan HAN, itu tak jadi  soal. Yang jelas rasa gembira mereka tak bisa tertutupi lagi. Kegembiraan, memang hak semua anak. 
 
Selamat Hari Anak Nasional 2007, semoga anak-anak di negeri ini mampu membangun dirinya menjadi anak yang mandiri dan kreatif.

Tulisan ini telah dimuat di sebuah majalah khusus bertema sosial, edisi khusus Hari Anak Nasional 2007, dan berkantor di Jakarta.

Writer : Ayu N. Andini
Photo by Arin TW

Tittle: “Walau tanpa tangan, kelak aku ingin jadi pelukis terkenal”

~ oleh one1thousand100education pada Juli 28, 2007.

Satu Tanggapan to “Pesta Untukmu, Anak Indonesia”

  1. Mohon maaf kalau dalam beberapa hari ini nggak sempat posting dan nggak sempat bersilaturahmi. Ya, selama 6 hari saya berada di Bogor. Terima kasih atas kunjungannya. Untuk menjadi seorang penulis –gayanya sok ngajarin, he3x– almarhum Pramudya Ananta Toer pernah bilang, hanya ada 3 syarat, yaitu menulis, menulis, dan menulis!

Tinggalkan komentar